Sabtu, 20 Januari 2018

TEMANMU BERUBAH ?

setiap orang pasti punya yang namanya teman, entah itu teman sekolah,teman kos,teman kelas,bahkan teman dekat yang terkategori dan sering diberi julukan sahabat. definisi sahabat atau teman dekat itu sangat banyak bahkan bagiku setiap orang memiliki definisi tersendiri tentang sahabatnya. namun yang ku tafsirkan dari beribu pengalamanku bertemu orang-orang baru menurutku sahabat adalah orang yang tak peduli dengan siapa kau akan bahagia namun dia akan menjadi orang terdepan saat kau terjatuh. entah mengapa semenjakku menginjakkan kakiku ditanah perantauan aku sulit mendapatkan definisi itu, tak satupun orang yang ku temui memenuhi definisi sederhana yang ku buat untuk kriteria seorang sahabat. kurasa sulit karena banyak aspek yang harus disetarakan dengan ego yang sama-sama besar. awalnya aku mempunyai seorang sahabat yaa yang tergolong sangat dekat denganku, meski pada akhirnya cinta dan uang memberikan jarak yang cukup jauh diantara kami, entahlah aku sendiri tak tau harus bagaimana menyikapinya :'( terkadang aku bingung apakah caraku yang salah ? atau memang temanku yang berubah? ibuku pernah berkata ketika ditengah-tengah perjalanan pertemananmu ada sesuatu yang berubah dari nya (sahabatmu) itu bukan karena dia berubah atau sebagainya , namun topeng yang selama ini dia sembunyikan tengah terjatuh. maka pahamilah, itu tandanya dia tak sepenuhnya terbuka padamu.

MENURUT KALIAN APAKAH HARUS AKU LANJUTIN NIH CERPENNYA? KALAU EMANG MAU DILANJUTIN DAN KALIAN PENASARAN KOMEN YA GUYS hehe... aku pengen liat respon kalian gimana ? terimakasih :)

Jumat, 08 September 2017

SENDU MERANGKUL NESTAPA



SENDU MERANGKUL NESTAPA
KARYA : VINA PANDUASA

Kalbu kini sendu
Malam terasa kelabu tak bercahaya
Merintih kesakitan yang dirasa sang kalbu
Bahasa isyarat tak lagi terbaca

Kalbu kini buta
Kalbu kini tuli
Kalbu kini bisu
Kini kalbu berpagar masalalu
Dililit jeruji tajam kalimat manis berpenghujung pilu
Cinta yang harusnya dirasa
Kini hambar tak bermakna
Apa harus dikata
Jika pilu terus menyayat kalbu
                                                                      Mereka melihat, lalu menarik panjang kerut mata
                                                                      Tertawa tanpa tau pedih menyayat kalbu
                                                                      Lelah kini menjajah jiwa
                                                                      Letih kini merajam sukma
                                                                      Langkah kaki tak lagi terarah
                                                                      Ketika rasa tak mampu lagi tuk ucap kata demi kata
Kini….
Bias rona kebahagiaan mulai sirna
Senyum tak lagi tampak pada raut wajah
Berselimut duka merangkul nestapa
Yang kini bergema didalam lara
Hamparan mega yang kian kelam
Menutup sinar sang rembulan

                                                Sunyi kini meraja didalam raga
                                                Sejuknya kasturi tertelan api membara
                                                Kini kita tak lagi saling bicara
                                                Bertanggul ego tanpa jeda

Kini aku tak percaya lagi cinta
Ingin rasa detik waktu kujeda
Ingin rasa aku lupa segala

Namun…

Semua bak mitos yang terus bergema
Inginku kembalikan keadaan
Namun rasa tak mungkin bisa
Sekali kembali semua takkan sama lagi.

PESONA NEGERI PENYEJUK



PESONA NEGERI PENYEJUK
Karya : Vina Panduasa

Gemuruh alam memanggil jiwa
Desitan angin membisik ditelinga
Mentari mulai tersenyum seiring angin merasuk dibadan
Burung-burung bernyanyi riang gembira

Sawah luas menghijau
Bukit biru menghimbau
Itulah tanahku
Tanah air indonesia
                                           Pandang dan ratapi
                                           Betapa indah negeri ini
                                           Indah dipandang menyejukkan hati
                                           Rasakan dan syukuri betapa agung sang pencipta

Bambu runcing senjata mematikan
Menggebuhkan semangat para pahlawan
Inilah negeriku
Inilah tanah airku
Tanah pusaka , tanah air tercinta

                                            Alam menjadi sahabat
                                            Penjajah akan terjajah
                                            Perusak akan tercampak
                                            Keindahan menjadi nafas

Potensi diri menjadi karakter bangsa
Potensi alam menjadi kebanggaan bangsa
Potensi semangat juang tetap dalam jiwa

Inilah negeriku
Inilah tumpah darahku
Inilah tanah kelahiranku
Inilah tanah kebanggaanku
Tanah air indonesia

TataSurya Kehidupan



Tatasurya Kehidupan
(Vina panduasa.B)

                                       Kalian adalah kuntu serpihan kelopak bunga
                                       Kalian mekar dan wangi ditaman hati ini
                                       Kalian adalah pelita,
                                       Penumbuh secercah harap, saat malam menyergap paksa hari- hariku
                                       Kalian juga selimut
                                       Kala angin luar yang kejam menghecam tubuh ini
                                       Kalian datang dengan kehangatan

Bungaku..
Teramat ingin lemah jemari ini memercikan embum, demi layu agar menjauh darimu.
Pelitaku.
Kau pancarkan sinar kehidupan yang nyata
Bukanfatamorgana
Diri ini bak daun terombang ambing tanpa adanya kalian
Angin tenggara bertiup dengan kencangnya dan meluluh-lantakan apa saja yang ditemuinya
Bahkan sebatang pohon yang biasa menjadi tempat kita berlindung dari panas dan derasnya hujan, ikut tumbang bersama sapuannya

                                    Terbersit perasaan ingin untuk menggerakan lenganku
                                    Dan
                                    Merapatkan jari demi jemari untuk meyelubungimu
                                    Agar pijarmu tak padam oleh kekejaman angin tenggara itu
                                    Aku tak ingin pijarm hilang
                                    Aku tak ingin sinarmu sirna
                                    Aku tak ingin cahaya penerang malam
                                    Seketika mati karena hencaman badai

Kalian bukan hanya pelita
Kalian adalah arah disaat mata tak bisa melihat dunia
Kalian adalah suara disaat telinga ini mulai tak bisa mendengar hal nyata
Kalian adalah penenang disaat hati terbakar amarah

                                                      Kalian adalah tatasurya kehidupan
                                                      Yang dicipta tuhan tanpa celah
                                                      Terimakasih untuk segalanya
                                                      Wahai tatasurya penyinar dunia

AMARAH DALAM MISTERI



Amarah Dalam Misteri
(Vina Panduasa)
Angin berhembus saat jendela terbuka
Mentari mulai tersenyum seiring angin merasuk dibadan
Burung-burung bernyanyi riang gembira
Pohonpun ikut merebahkan tubuhnya dan menggugurkan daunnya

                                           Pandang dan ratapi
                                           Betapa indah negeri ini
                                           Indah dipandang menyejukkan hati
                                           Rasakan dan syukuri betapa agung sang pencipta

Tapi apakah kita sudah bersyukur?
Apakah kita telah melontarkan ucapan terimakasih?
TIDAK !
Apa yang kita lakukan?
Kita acuh! Kita tak mau peduli !
Kita hanya bisa mengundang gemuruh amarah alam
Hanya segelintir orang yang peduli
Dan yang lain……
Hanya mengacuhkan saja
Membiarkan oknum meraja lela…

                                                 Ini semua tidak adil !
                                                Alam selalu melengkapi manusia
                                                Namun manusia hanya akan mengurangi populasi alam
                                                Dimana balas budi manusia !
                                                Apa peduli itu telah terselaput egois !

Entahlah …
Namun semua itu hanyalah misteri
Misteri yang akan terungkap melalui kesadaran diri